Quote~

"Everything we do is right, even when it's wrong. There's always a lesson to be learned" -Till We Meet Again

Jumat, 18 Maret 2011

Paris Seindah Jakarta (Part 4)

"Hai.. Kabarku baik.. Bagaimana dengan kabarmu? Ku harap kau baik-baik saja di Paris sana" Itulah jawaban dari Doni. "Dari Doni ya?" tanya Reza. "Iya" jawabku singkat. "Doni itu, pacar lo?" tanyanya lagi. "Bukan, dia... mantan gue" jawabku dengan sedih. "Oh.." katanya. Aku kembali melihat hapeku, dan bingung harus menjawab SMS Doni apa "Aah bodoh amat sih gue, gue jawab aja keadaan gue baik-baik aja" kataku dalam hati. Akhirnya aku menjawab SMSnya dengan mengatakan aku baik-baik saja, hanya itu. "Za.. Boleh gak kita gak langsung pulang dulu?" pintaku pada Reza. "Yaaa... Bolehlah" katanya "Emang kenapa gak mau pulang dulu?" lanjutnya. "Gue mau nenangin diri dulu, lagi pula kan lo harus ngompres muka lo" kataku sambil memegang mukanya dengan jariku. "Aww.. sakit tau" katanya sambil menyingkirkan tanganku dari mukanya. "Maaf.." kataku menyesal. Akhirnya, aku dan Reza berhenti di taman kota, di pinggiran Paris, aku sengaja menyuruhnya pergi jauh dari rumah karena aku bisa punya alasan kenapa pulang lama. "Sini gue kompresin" tawarku. "Gak usah, gue bisa sendiri" katanya. "Ya sudah.." kataku sambil duduk menjauh darinya. "Huft.. Di bales lagi gak yaa?" tanyaku dalam hati. Karena penasaran, aku mengambil hapeku dan melihat apakah ada SMS yang masuk apa tidak. "Yaa... Dia gak bales" Keluhku dalam hati. "Nungguin Doni bales SMS lo lagi yaa?" tanya Reza sambil mengompres lukanya. "Aah nggak" jawabku gugup. "Jangan boong, ketauan banget tau" katanya sambil tersenyum. "Doni itu cinta pertama gue Za, walaupun gue bersih keras buat gak mikirin dia lagi, tapi gue tetep aja gak bisa, gue masih berharap masih bisa balikan sama dia saat gue udah balik ke Jakarta, dia adalah orang yang pertama gue temuin saat balik ke Jakarta" jelasku. "Lo gak capek menggantungkan harapan kalo bakal bisa balikan lagi nanti pas pulang ke Jakarta? Lo yakin dia akan tetep setia sama lo?" tanyanya padaku. Aku tidak menjawab. "Tuh.. Lo aja gak yakin, gimana lo bisa ngeyakinin hati lo?" katanya. "Hiks.. Hiks.. Hiks.." gak terasa air mata aku mengalir. "Gue tau gue gak akan bisa balikan lagi sama dia, gue tau, mungkin dia udah punya pacar baru di Jakarta, dan mungkin dia hanya ingin membahagiakan gue dengan jawab SMS gue tadi, gue mau ngelupain dia Za, gue mau banget!" kataku diiringi dengan tangisan. Aku benar-benar gak menyangka apa yang dilakukan Reza kali ini, dia memelukku. "Gue tau berat bagi lo buat ngelupain dia, tapi kalo lo masih terus inget dia, lo gak akan lupa sama dia. Tara, masih banyak cowok di luar sana, lo jangan bergantung sama Doni lagi, anggap aja dia masa lalu lo yang akan membuat lo lebih baik lagi" katanya. Itu adalah perkataan Reza yang begitu lembut padaku, entah kenapa.. Aku merasakan kehangatan saat di peluk oleh Reza. "Sekarang, kita pulang yaa.. Kalo lama-lama disini nanti lo tambah nangis lagi.. Haha" katanya sambil tertawa. "Iya.." kataku sambil mengusap air mataku. Sepanjang perjalanan ke mobil, Reza gak berhenti menggenggam tanganku "Mungkin dia ingin menguatkanku supaya aku bisa bertahan dan gak sedih lagi" kataku dalam hati. Sesampainya di rumah, aku langsung ditanya sama mama "Sayang.. Kamu kemana aja? Kok jam segini baru pulang" tanya mamaku. Belum sempat aku menjawab, Reza sudah menjawabnya duluan "Maaf Tan, tadi aku ngajakin Tara ke taman kota yang ada di pinggiran kota, soalnya tadi Tara pengen banget ke situ, jadi aku gak enak kalo gak nurutin" jawabnya. "Oh gitu toh.. Ya sudah, kamu sudah makan sayang?" tanya mamaku lagi. "Sudah kok mah, ya udah ya mah, aku mau kekamar dulu, capek" jawabku sambil langsung menuju ke kamar. "Tok.. Tok.. Tok.." ku dengar pintu kamarku diketuk. "Iya, siapa?" tanyaku. "Ini gue, Reza" jawab orang itu. "Oh.. Reza, masuk" pintaku "Ngapain lo ke kamar gue?" tanyaku. "Enggak, gak ngapa-ngapain, gue cuma mau ngasih ini" katanya sambil mengeluarkan sebuah kalung berwarna oranye. "Indahnyaa" kataku. "Kalung ini bernama cinta, dia akan berkilau saat orang yang memakainya menemukan cinta sejatinya, gue tau lo lagi galau, jadi gue berikan ini ke lo supaya kalo suatuhari lo ketemu sama Doni, lo bisa tau dia cinta sejati lo apa bukan" jelasnya. "Tapi kan.. Itu belum tentu" kataku. "Yaa.. Siapa tau aja itu beneran, ya sudah.. Gue cuma mau ngasih itu doang, tidur gih udah malem juga" katanya sambil keluar dari kamarku. "Za.." kataku sebelum dia menutup pintu. "Iya, kenapa lagi?" tanyanya. "Mmm.. Makasih yaa" kataku sambil tersenyum. Dia membalas senyumku dan menutup pintu. Malam itu, aku tidur sangat nyenyak sekali. "Kring.. Kring.. Kring.." Suara jam alarmku membangunkanku. Tanpa sadar, tanganku mengambil hapeku, yaa itu sudah menjadi kebiasaanku, jika mematikan alarm, tanganku pasti langsung bergerak mengambil hape. Ada sebuah SMS disana "Aku ada di Paris". "Hah? Siapa nih?" kataku sambil mengucek mataku. Setelah ku lihat lagi, ternyata itu dari Doni! "Hah.. Doni ada di Paris?" kataku sambil berteriak, aku terjatuh dari tempat tidur. "Kita bisa ketemuan? Aku akan menemuimu di Eiffel nanti siang jam 10" lanjut SMS itu. "Jam 10? Aaaaa.. Sekarang udah jam 8.30.. Aduh.. Keburu gak yaa?" kataku, panik. Aku buru-buru mandi, dan berpakaian, mengambil tas, dan menaruh barang-barang yang mau aku bawa, tapi.. entah kenapa, aku berhenti di kotak kalung yang diberikan Reza "Kalung ini akan berkilau saat orang yang memakainya menemukan cinta sejatinya" kata-kata Reza bergema di kepalaku. "Apakah benar?" tanyaku, masih ada keraguan di hatiku. Akhirnya, aku memutuskan untuk memakai kalung itu sambil berkata "Doni.. Semoga kamu cinta sejatiku". Aku berlari tanpa henti sambil terus berdoa dalam hati, semoga omongan Reza tentang kalung ini benar. "Doni.. tunggu aku.." kataku sambil memegang kalung itu.


Bersambung..

NB: Ceritanya belum selesai, tunggu lanjutan berikutnya yaa.. Dan maaf kalo Part 4 ini munculnya lama, soalnya lagi sibuk ujian, hehe.. Thanks before ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Pink Transparent Star